Senin, 15 Oktober 2012

sejarah tanjung balai

 
Sejarah Singkat Kota Tanjungbalai
Sejarah Kerajaan Asahan dimulai dengan penobatan raja pertama kerajaan tersebut yang berlangsung meriah disekitar kampung Tanjung. Peristiwa penabalan raja pertamakerajaan Asahan tersebut terjadi tepatnya pada tanggal 27 Desember 1620, dan tanggal27 Desember kemudian ditetapkan sebagai “Hari Jadi Kota Tanjungbalai” den-gan suratkeputusan DPRD Kota Tanjungbalai Nomor : 4/DPRD/TB/1986 Tanggal 25 November 1986.Mengenai asal usul nama kota “Tanjungbalai” menurut cerita rakyat yang ada diTanjungbalai bermula dari sebuah kampung yang ada disekitar ujung tanjung di muaraSungai Silau dan aliran Sungai Asahan.Lama kelamaan balai yang dibangun semakin ramai disinggahi karena tempatnya yangstrategis sebagai bandar kecil tempat melintas ataupun orang – orang yang ingin bepergian ke hulu Sungai Silau. Tampat itu kemudian dinamai “Kampung Tanjung” danorang lazim menyebutnya balai “Di Tanjung”.Ditemukannya Kampung Tanjung kemudian menjadikan daerah itu menjadi semakinramai dan berkembang menjadi sebuah negeri. Penabalan Sultan Addul Jalil sebagai raja pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung kemudian memulai sejarah pemerintahanKerajaan Asahan pada tahun 1620.Dalam catatan sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh delapan orang raja yangsejak raja pertama Sultan Abdul Jalil pada tahun 1620 sampai dengan Sultan SyaibunAbdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian mangkat pada tanggal 17 April1980 di Medan dan di makamkan di kompleks Mesjid Raya Tanjungbalai.Pertumbuhan dan perkembangan Kota Tanjungbalai sejak didirikan sebagai Gementee berdasarkan Besluit G.G. tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl.1917 No. 284, se-bagaiakibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur termasuk daerahAsahan seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera (Lonsum) dan lain-lain, maka KotaTanjungbalai sebagai kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan menjadi pentingartinya bagi perkembangan perekonomian Belanda.Dengan telah berfungsinya jembatan Kisaran dan dibangunnya jalan kereta api Medan – Tanjungbalai, maka hasil-hasil dari perkebunan dapat lebih lancar disalurkan atau diekspor melalui kota pelabuhan Tanjungbalai.Untuk memperlancar kegiatan perkebunan, maskapai-maskapai Belanda membukakantor dagangnya di kota Tanjungbalai antara lain: kantor K.P.M., Borsumeij dan lain-lain, maka pada abad XX mulailah penduduk bangsa Eropa tinggal menetap di kotaTanjungbalai. Assisten Resident van Asahan berkedudukan di Tanjungbalai dan karena jabatannya bertindak sebagai Walikota dan Ketua Dewan (Voorzitter van den Gemeen-teraad).Sebagai kota pelabuhan dan tempat kedudukan Assisten Resident, Tanjungbalai jugamerupakan tempat kedudukan Sultan Kerajaan Asahan.Pada waktu Gementee Tanjungbalai didirikan atas Besluit G.G. tanggal 27 Juni 1917 No.284, luas wilayah Gementee Tanjungbalai adalah 106 Ha. Atas persetujuan BupatiAsahan melalui maklumat tanggal 11 Januari 1958 No. 260 daerah-daerah yangdikeluarkan (menurut Stbl. 1917 No. 641) dikembalikan pada batas semula, sehinggamenjadi seluas 200 Ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar